Please donate

Surabaya Menanam Pohon Jakarta Menebang Pohon

Kota Surabaya dan Jakarta tidaklah berbeda dari segi aktivitas penduduk dan fungsinya sebagai sebuah kota besar. Keduanya merupakan kota bersejarah di Indonesia, sama-sama kota perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia. 

Penduduk di Jakarta dan Surabaya juga sangat beragam, namum mereka punya kesamaan, bahwa sebuah kota bukan hanya bisa sekadar untuk memenuhi kebutuhan hidup, melainkan juga bisa menjadi kota yang nyaman dalam segala cuaca. 
Monas, pohon ditebang, Anies Baswedan, Jakarta
Wajah MONAS bopeng setelah 190 pohon ditebang oleh Anies Baswedan, gubernur di ibukota RI (poskota.id)

Di tengah keresahan warga dunia pada pemanasan global (global warming) dan perubahan iklim (climate change), ternyata pemimpin di Jakarta dan Surabaya punya aksi yang berbeda. Setelah Indonesia memasuki musim hujan dengan curah tinggi, apalagi setelah kedua kota ini mengalami banjir pada awal tahun 2020, mata warga di kedua  kota ini bisa melihat perbedaan dengan perasaan yang tidak sama.


Surabaya memiliki sebuah taman yang lumayan kuno, yaitu Patung Sura & Baya, kini semakin asri, terletak di depan kebun binatang Surabaya. Patung ini merupakan lambang kota Surabaya. Jakarta juga punya Monumen Nasional atau lebih dikenal dengan sebutan MONAS, yang juga merupakan lambang kota Jakarta. 
Tri Rismaharini menanam pohon
Suasana Patung Suro & Boyo yang asri setelah direvitalisasi oleh Risma, seorang Walikota di Surabaya (yukpigi.com)

MONAS bukan sekadar sebuah monumen yang dahulu kala dibangun oleh Presiden Sukarno untuk mengingatkan warga Jakarta dan tentu saja Indonesia, bahwa kota Jakarta adalah salah satu pusat perjuangan. Di dalam monumen ini terdapat diorama yang menggambarkan sejarah Nusantara sampai perjuangan Indonesia merdeka, bahkan ada rekaman pidato proklamasi serta teks pernyataan kemerdekaan RI.

Visi dan mata hati Bung Karno tidak berhenti pada membangun sebuah simbol atau sekadar mercu suar, melainkan ada tujuan yang kini disebut bagaimana cara mencegah pemanasan global (meskipun pada era 1960an istilah global warming belum muncul), namun banyak pohon yang ditanam di halaman MONAS. 

Hampir semua gubernur yang pernah memimpin Jakarta pernah melakukan "revitalisasi" untuk memperindah monumen kebanggaan warga Jakarta ini, yaitu dari menanam pohon sampai mempercantik dengan keindahan air mancur dengan musik, juga permainan tata cahaya.
Anies Baswedan Gubernur Jakarta (cnbcindonesia.com)

Kini, pada awal tahun 2020 warga Jakarta dikejutkan dengan ditebangnya 190 pohon oleh pemerintahan Anies Baswedan, yang ternyata ditebang tanpa ijin dari kementrian sekretaris negara serta rekomendasi dari beberapa kementrian lainnya. DPRD DKI pun merasa terperangah dengan penebangan pohon-pohon atas nama revitalisasi itu.

Apakah tidak ada cara yang lebih kreatif atau lebih cerdas lagi atas nama pencegahan pemanasan global maupun mencegah dampak buruk dari perubahan iklim yang sangat kejam dampaknya ini. Banyak warga di negara lain yang telah menerima karma buruk akibat dari global warming dan climate change ini. 
Risma, walikota surabaya, bu Risma, Surabaya
Risma Walikota Surabaya menanam pohon di Kota Pahlawan (surabaya.liputan6.com)

Jika Tri Rismaharini berjuang keras untuk membuat warganya merasa nyaman dengan menanam pohon-pohon rindang dengan bunga cantik, sementara itu Jakarta yang menjadi barometer Indonesia di segala bidang ini justru mengalami kesedihan mendalam karena sang gubernur tidak peka terhadap masalah dunia yang menghadapi masalah besar karena polusi udara, pemanasan global dan akibat fatal dari perubahan cuaca. Apakah ini ironi atau satire?

Kenapa pohon-pohon tua di MONAS yang harus menunggu puluhan tahun untuk tumbuh rindang harus ditebang atas nama revitalisasi? Tanah di MONAS akan lebih banyak semen dan beton daripada tanah merah dan pohon yang bisa menyerap air di kala hujan deras. Padahal Anies Baswedan percaya bahwa air dari langit adalah akan turun ke bumi (tanah) bukan ke gorong-gorong atau ke laut?

Comments

Popular Posts